Lembaran Pertama
Seperti biasa aku dan teman-temanku pergi
ke perpustakaan, Biasanya kami hanya nongkrong dan belajar bersama. Seperti
biasa Charles menggenakan Earphone-nya hitamnya sambil membaca buku, Vrila malah asyik bermain
di tabletnya sedengkan aku,Dio,Rere dan Bima malah asyik berdebat tentang karya
satra (Bahasa atau juga disebut Puisi)
“Menurutku
karya-karya Khalil Gibran hanya bagus karena kegalauannya saja dan tak ada
lebihnya…” seru Rere
“Tapi
justru karena le alay-anya dia dapat bermajas baik dibandingkan buatan kamu …..
hahahahaha ” canda Dio
“Iya
majas-majas yang dibuatnya seakan-akan nyata dan membuat para pembaca
seakan-akan menjadi sesosok yang ia ceritakan…… ” seruku karena kagum akan
karya Beliau
“Walaupun
begitu anak-anak muda zaman sekarang menjadi lebih alay Cuma gara-gara puisi
yang romantis itu ” guma Vrila yang mendengarkan dari tadi
“Benar
apalagi semenjak terkenalnya Mario Teguh si Pemotivasi itu ….. benar-benar
membuat para generasi muda cepat galau ……” seru Bima
“Walaupun
begitu kita tak boleh melihat sisi buruk yang ditonjolkan oleh para pujangga
….. karena berkat mereka karya Tuhan ada seperti alam, kegembiraan maupun
kesedihan” seruku menenangkan suasana
Selepas
itu tiba-tiba Charles yang dari tadi diampun angkat bicara…..
“Benar
apa yang dikatakan Jingga , kalau bukan karena para pujangga kita tak kenal apa
itu jatuh cinta dan apa itu Galau atau air mata ……” serunya yang seakan-akan
membelaku
R#$@!^!$@%!#@$%@#!&^%@!&@$!^%$!EW^!W%$%^WR@WUY@GD@%R#W^!%$#W!&^%!&^WT&WR%!^%E^&@#^*^*&%E&@^W%^%&!%$!^&!&#^%!&^
FTRE#$@#!%$^&!%!#@$%!#^$!@$%^@$!^@&!^$^!&!^%&#^*#^@*%!$@$#(&^%!*^@^&#((@^#$!%@$%#@^!#@^!#@^!#^%!$@&^!@^%#@$%!#@^!#@^!#@^%!#Saat
jam tanganku menunjukan pukul 14.00 Wib perdebatanku dengan kawan-kawanku berakhir
dan kamipun beranjak pulang. Saat diperjalanan tiba-tiba turun hujan yang tak
begitu ramah akhirnya Dio memberhentikan sepedanya dan membuat teman-teman
kembali menjemput kami …..
“Loh???
Aku kirain kalian kenapa-kenapa ?????” seru Charles yang sedang membonceng Vrila
“Ternyata
kalian malah berteduh ????” guma Rere yang turun dari boncengan Bima
Dan
akhirnya teman-temanpun ikut pula berteduh dengan ku dan Dio …. Kurang lebih
hamper satu setengah jam aku dan kawan-kawan berteduh dan membuat teman-teman
bosen.
Vrila
mengeluarkan Tabletnya untuk bikin status di Facebook “bbbrrr……. Nungguin hujan
reda nih” isi statusnya.
Bima
pun tak mau ketinggalan dia mengeluarkan BBnya berstatus “Gila ini hujan tidak
ada berhentinya?????”.
Rere
malah asyik instragama dengan foto sedang kehujan dan mengenakan payung hitam.
Charles
pun buat status di twitternya yang
berisikan “menunggu Hujan bersama Wanita idaman” entahlah apa siapakah wanita
yang dimaksudnya???
Dio
pun bikin curhatan di Blognya ya isinya tentang dia bahagia bisa bersamaku di
tengah-tengah hujan dan teman-teman yang disayangi
Setelah
2 ½ jam menunggu hujanpun reda dan kami melajutkan perjalanan pulang. Tepat jam
7 malam Mama dan Papa pergi meninggalkan aku, membuat rumah sepi seperti
kuburan ditambah lagi dalam keadaan mati lampu.
“tok….tok….tok…” suara ketukan pintu yang membuat
aku semakin bernyali kecil. “Tok….Tok…. Tok… !!!!!” ketukannya semakin keras,
membuatku memberanikan diri untuk keluar kamar di tengah kegelapan yang hanya
ditemani sebuah senter. Kubukak pintu dengan segala tenaga dan ternyata . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . kak Gina yang baru pulang.
“Kak Via??? Tumben pulang malam-malam gini ??? ”
seruku karena ingin tahu
“Kakak kan tadi main…… ” serunya sambil duduk dan
melepaskan sepatu
“Main???? Darimana???” tanyaku yang semakin penasaran
“Main???? Darimana???” tanyaku yang semakin penasaran
“Main di Café Samudra dan aku jadi comics …..”
serunya sambil terseyum
“APA???!!! Kakak jadi pelawak gitu kayak joker ???”
kagetku
Tiba-tiba lampu pun menyala dan kakak hilang dari
hadapanku yang membuat aku takut.
“Iya emang kenapa???” serunya di tangga
“Ya ampun kak aku kira kakak hilang kemana gitu …..”
“Kan tadi mati lampu kamu tidak bisa lihat
jelaskan??? Makanya dipakai dong kacamatanya ” ujar kakak dan langsung ke kamar
“Iya juga sih ….. tapi kenapa kakak ikut SC (Stand
Up Comedy)???” guma sambil menuju kamarku.
dan saat ku masuk ku dengar lagi ketukan pintu lagi
“tok ……tok…..tok….. ”
“Dik bukain pintunya dong ….. kakak lagi mandi ……”
seru kakak padaku
Akupun keluar dari kamar dan membukakan pintun
namun, aku tak melihat siapa-siapa. Saat aku mau kembali aku melihat di lantai
sebuah bunga tulip jingga dan seamplop surat berwarna hitam dan akupun masuk
sambil membawa bunga itu dan surat itu.
“Siapa dik???” seru kak dari loteng
“Eh… bukan siapa-siapa kok …..” ujarku sambil
menyembunyikan bunga dan surat tersebut dari kakak. Akupun langsung berjalan
dengan cepat menuju kamar dan melihat isi surat tersebut
Tatapanmu merasuk dalam kalbuku
Seyumanmu menusuk jiwaku
Tawamu menyinari setiap hariku
Caramu bicara selalu didalam pikiranku
Putih hatimu yang membuat kagum diriku
Hanya kamu yang bisa buat susah lupa
diriku
From :
Penggemar Rahasiamu
To : Jingga
Entah siapakah pengirim bunga itu
dan puisi itu mebuatku bertanya-tanya “Apa mungkin dia Dio ???? Tapi bila Dio
tak mungkin dia melarangku menutup hatiku??? Ah…. Entahlah siapa dia …..”
gumaku yang semakin pusing. Akupun menyimpan bunga itu pada lemariku dan akupun
berusaha tidur serta bermimpi.