Selasa, 16 Oktober 2012

Cocholate


Lembaran Pertama


      Seperti biasa aku dan teman-temanku pergi ke perpustakaan, Biasanya kami hanya nongkrong dan belajar bersama. Seperti biasa Charles menggenakan Earphone-nya hitamnya  sambil membaca buku, Vrila malah asyik bermain di tabletnya sedengkan aku,Dio,Rere dan Bima malah asyik berdebat tentang karya satra (Bahasa atau juga disebut Puisi)
“Menurutku karya-karya Khalil Gibran hanya bagus karena kegalauannya saja dan tak ada lebihnya…” seru Rere
“Tapi justru karena le alay-anya dia dapat bermajas baik dibandingkan buatan kamu ….. hahahahaha ” canda Dio
“Iya majas-majas yang dibuatnya seakan-akan nyata dan membuat para pembaca seakan-akan menjadi sesosok yang ia ceritakan…… ” seruku karena kagum akan karya Beliau
“Walaupun begitu anak-anak muda zaman sekarang menjadi lebih alay Cuma gara-gara puisi yang romantis itu ” guma Vrila yang mendengarkan dari tadi
“Benar apalagi semenjak terkenalnya Mario Teguh si Pemotivasi itu ….. benar-benar membuat para generasi muda cepat galau ……” seru Bima
“Walaupun begitu kita tak boleh melihat sisi buruk yang ditonjolkan oleh para pujangga ….. karena berkat mereka karya Tuhan ada seperti alam, kegembiraan maupun kesedihan” seruku menenangkan suasana
Selepas itu tiba-tiba Charles yang dari tadi diampun angkat bicara…..
“Benar apa yang dikatakan Jingga , kalau bukan karena para pujangga kita tak kenal apa itu jatuh cinta dan apa itu Galau atau air mata ……” serunya yang seakan-akan membelaku
R#$@!^!$@%!#@$%@#!&^%@!&@$!^%$!EW^!W%$%^WR@WUY@GD@%R#W^!%$#W!&^%!&^WT&WR%!^%E^&@#^*^*&%E&@^W%^%&!%$!^&!&#^%!&^
FTRE#$@#!%$^&!%!#@$%!#^$!@$%^@$!^@&!^$^!&!^%&#^*#^@*%!$@$#(&^%!*^@^&#((@^#$!%@$%#@^!#@^!#@^!#^%!$@&^!@^%#@$%!#@^!#@^!#@^%!#Saat jam tanganku menunjukan pukul 14.00 Wib perdebatanku dengan kawan-kawanku berakhir dan kamipun beranjak pulang. Saat diperjalanan tiba-tiba turun hujan yang tak begitu ramah akhirnya Dio memberhentikan sepedanya dan membuat teman-teman kembali menjemput kami …..
“Loh??? Aku kirain kalian kenapa-kenapa ?????” seru Charles yang sedang membonceng  Vrila
“Ternyata kalian malah berteduh ????” guma Rere yang turun dari boncengan Bima
Dan akhirnya teman-temanpun ikut pula berteduh dengan ku dan Dio …. Kurang lebih hamper satu setengah jam aku dan kawan-kawan berteduh dan membuat teman-teman bosen.
Vrila mengeluarkan Tabletnya untuk bikin status di Facebook “bbbrrr……. Nungguin hujan reda nih” isi statusnya.
Bima pun tak mau ketinggalan dia mengeluarkan BBnya berstatus “Gila ini hujan tidak ada berhentinya?????”.
Rere malah asyik instragama dengan foto sedang kehujan dan mengenakan payung hitam.
Charles pun   buat status di twitternya yang berisikan “menunggu Hujan bersama Wanita idaman” entahlah apa siapakah wanita yang dimaksudnya???
Dio pun bikin curhatan di Blognya ya isinya tentang dia bahagia bisa bersamaku di tengah-tengah hujan dan teman-teman yang disayangi
Setelah 2 ½ jam menunggu hujanpun reda dan kami melajutkan perjalanan pulang. Tepat jam 7 malam Mama dan Papa pergi meninggalkan aku, membuat rumah sepi seperti kuburan ditambah lagi dalam keadaan mati lampu.
“tok….tok….tok…” suara ketukan pintu yang membuat aku semakin bernyali kecil. “Tok….Tok…. Tok… !!!!!” ketukannya semakin keras, membuatku memberanikan diri untuk keluar kamar di tengah kegelapan yang hanya ditemani sebuah senter. Kubukak pintu dengan segala tenaga dan ternyata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . kak Gina yang baru pulang.
“Kak Via??? Tumben pulang malam-malam gini ??? ” seruku karena ingin tahu
“Kakak kan tadi main…… ” serunya sambil duduk dan melepaskan sepatu
“Main???? Darimana???” tanyaku yang semakin penasaran
“Main di CafĂ© Samudra dan aku jadi comics …..” serunya sambil terseyum
“APA???!!! Kakak jadi pelawak gitu kayak joker ???” kagetku
Tiba-tiba lampu pun menyala dan kakak hilang dari hadapanku yang membuat aku takut.
“Iya emang kenapa???” serunya di tangga
“Ya ampun kak aku kira kakak hilang kemana gitu …..”
“Kan tadi mati lampu kamu tidak bisa lihat jelaskan??? Makanya dipakai dong kacamatanya ” ujar kakak dan langsung ke kamar
“Iya juga sih ….. tapi kenapa kakak ikut SC (Stand Up Comedy)???” guma sambil menuju kamarku.
dan saat ku masuk ku dengar lagi ketukan pintu lagi “tok ……tok…..tok….. ”
“Dik bukain pintunya dong ….. kakak lagi mandi ……” seru kakak padaku
Akupun keluar dari kamar dan membukakan pintun namun, aku tak melihat siapa-siapa. Saat aku mau kembali aku melihat di lantai sebuah bunga tulip jingga dan seamplop surat berwarna hitam dan akupun masuk sambil membawa bunga itu dan surat itu.
“Siapa dik???” seru kak dari loteng
“Eh… bukan siapa-siapa kok …..” ujarku sambil menyembunyikan bunga dan surat tersebut dari kakak. Akupun langsung berjalan dengan cepat menuju kamar dan melihat isi surat tersebut
Tatapanmu merasuk dalam kalbuku
Seyumanmu menusuk jiwaku
Tawamu menyinari setiap hariku
Caramu bicara selalu didalam pikiranku
Putih hatimu yang membuat kagum diriku
Hanya kamu yang bisa buat susah lupa diriku

From :  Penggemar Rahasiamu
To : Jingga

Entah siapakah pengirim bunga itu dan puisi itu mebuatku bertanya-tanya “Apa mungkin dia Dio ???? Tapi bila Dio tak mungkin dia melarangku menutup hatiku??? Ah…. Entahlah siapa dia …..” gumaku yang semakin pusing. Akupun menyimpan bunga itu pada lemariku dan akupun berusaha tidur serta bermimpi.